Atalia Beri Semangat Keluarga Sarah yang Meninggal Disiram Air Keras oleh Abdul Latif

- Kamis, 25 November 2021 | 23:30 WIB
Atalia Praratya Ridwan Kamil (kanan) saat menyambangi keluarga Sarah di RT 02/07, Kampung Munjul, Desa Sukamaju, Kamis, 25 November 2021. (Biro Adpim Jabar)
Atalia Praratya Ridwan Kamil (kanan) saat menyambangi keluarga Sarah di RT 02/07, Kampung Munjul, Desa Sukamaju, Kamis, 25 November 2021. (Biro Adpim Jabar)

BANDUNGNEWSPHOTO - Istri Gubernur Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil memberikan semangat terhadap keluarga Sarah yang meninggal dunia akibat disiram air keras oleh suaminya Abdul Latif.

Sarah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang meninggal dunia pada Sabtu, 20 November 2021, setelah suaminya Abdul Latief menyiramnya dengan air keras. Warga negara Arab Saudi itu kini terancam penjara seumur hidup dan siap diadili di pengadilan Indonesia.

“Saya hari ini hadir untuk takziah ke keluarga besarnya Sarah, saya merasa prihatin terhadap kejadian ini. Tentu kejadian ini adalah kejadian yang harus menjadi pembuka mata kita semua agar kejadian lain tidak boleh ada lagi di masa yang akan datang,” ujar Atalia saat menyambangi keluarga Sarah di Desa Sukamaju, Kabupaten Cianjur, Kamis, 25 November 2021.

Baca Juga: HIPWI dan FKPPI Kerja Sama Pengelolaan Sampah Teknologi Incinerator dengan Perumda Pasar Juara

Saat mendatangi rumah duka keluarga korban, Atalia memberikan semangat kepada Erawati, ibu kandung Sarah. Ia menilai situasi keluarga yang ditinggalkan penuh dengan keharmonisan.

“Jadi saya melihat bagaimana kondisi yang ada ternyata di sini dia memiliki kelurga yang luar biasa seorang ibu dan juga adiknya dua, mereka ini keluarga yang hangat dan juga pamannya dan lain sebagainya,” imbuh Atalia.

Menurut Atalia, kejadian nahas yang menimpa Sarah harus menjadi pelajaran bagi semua pihak. Oleh karenanya Atalia mengajak berbagai stakeholders dimulai dari Polri, TNI hingga dinas terkait dan masyarakat setempat untuk bahu membahu melaporkan apabila terjadi KDRT.

Baca Juga: Seblak dan Ranginang Ikan Tingkatkan Minat Konsumsi Ikan

Apalagi menurut laporan yang didapat dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jabar, pada 2020 ada 300 laporan KDRT. Kasus yang dilaporkan pun beragam, baik bersifat internal pribadi ataupun yang ketakutan untuk melapor hingga menjadi fenomena gunung es.

“Tapi ini memang kondisi yang terjadi dan yang perlu kita ketahui adalah kondisi KDRT ini adalah seperti fenonema gunung es, bahwa di Jabar sendiri ada 300 di tahun 2020 yang mereka melapor. Kita tahu begitu banyak kasus KDRT, apalagi yang mereka anggap masalah yang itu adalah urusan internal tidak pantas disebarkan atau rasa takut itu banyak sekali pasti luar biasa,” paparnya.

“Oleh karenanya momentum ini saya kira harus jadi pembuka mata kita semua supaya kejadian ini tidak bisa terjadi lagi di masa yang akan datang,” harap Atalia.

Baca Juga: 123 Koperasi di Kelurahan dan Tempat Ibadah Kota Bandung Sudah Terbentuk

Saat ini Pemda Provinsi Jabar DP3AKB terus edukasi ke 27 kabupaten/kota hingga pelosok desa terkait keluarga. Apabila ada peristiwa KDRT, Atalia menyebut masyarakat bisa melaporkan melalui hotline 129 untuk membantu menyelesaikan masalahnya.

“Sebetulnya kami ini secara berjejaring hanya belum merata ke semua kabupaten/kota sudah punya satgas KDRT di tingkat desa bahkan, tapi kita akan coba kuatkan lagi dengan DP3AKB Cianjur supaya memang betul-betul ketika ada kasus-kasus ini mereka tahu harus lapor ke mana,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Lukman Gusmanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X