Ridwan Kamil Bangga Film berbahasa Sunda, Before, Now & Then, atau Nana, Diputar di Berlin International Film

- Sabtu, 22 Januari 2022 | 21:11 WIB
Film Berbahasa Sunda Berjudul Before, Now & Then
Film Berbahasa Sunda Berjudul Before, Now & Then

BANDUNGNEWSPHOTO - Film berbahasa Sunda "Before, Now & Then" atau "Nana" yang akan diputar di Berlin International Film Festival 2022, patut diapresiasi di tengah sorotan isu kebhinekaan saat ini di Indonesia.

Demikian dikatakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat kunjungan kerja di Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat, 21 Januari 2022.

Ridwan Kamil mengaku bangga dan melontarkan pujiannya terhadap capaian film berbahasa Sunda tersebut.

Baca Juga: Ember Bekas Cat Selamatkan Dede Rayan Dari Timbunan Tanah Longsor di Sumedang

"Ini peristiwa bersejarah, film Indonesia masuk finalis Fesitival Film Internasional Berlin, dan yang pertama kali berbahasa daerah, yaitu Sunda. Apalagi dengan isu masalah bahasa daerah dan kebhinekaan yang saat ini jadi sorotan, prestasi ini sangat membanggakan," tuturnya.

Ia berharap, diakuinya Film Nana oleh dunia internasional menjadi penyemangat bagi masyarakat Indonesia untuk tidak malu dan lebih menghargai keberagaman bahasa daerah.

"Terbukti dengan kreativitas itu dunia menghargai, masak bangsa kita sendiri kurang menghargai. Poinnya ini adalah sebuah kebangkitan bahasa daerah di dunia internasional melalui ajang Festival Film Internasional Berlin," katanya.

Baca Juga: Tol Cisumdawu Segera Beroperasi

Before, Now & Then (Nana) merupakan film karya sutradara Kamila Andini yang terseleksi untuk tayang perdana di Program Kompetisi Utama 72nd Berlin International Film Festival 2022. Dalam produksi film tersebut, Pemda Provinsi Jabar turut memberikan dukungan.

Kang Emil menuturkan, bahasa daerah bisa dilestarikan lewat berbagai cara termasuk film, maupun konten-konten di media sosial. Seperti film berbahasa Jawa "Yo Wis Ben" yang juga pernah berprestasi.

"Sudah dimulai film-film berbahasa daerah seperti Yo Wis Ben, itu Bahasa Jawa, karenanya mari lestarikan bahasa daerah dengan cara-cara baru bisa melalui media film, konten dan sebagainya. Kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi," ujar Kang Emil.***

Editor: Lukman Gusmanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X