Rintik hujan dan hembusan angin dengan suara mesin perahu menderu,menemani perjalanan malam kami menuju gugusan Pulau Biawak. Sekitar 5 jam perjalanan dari pelabuhan ikan Karangsong, membawa kami terapung di lautan hingga sinaran mentari menerpa ujung perahu dan sekilas tampak gumuk pulau kecil.
Anak buah kapal sibuk menurunkan jangkar, sementara kami bergegas menyiapkan peralatan snorkling (menyelam) yang kami bawa untuk menikmati terumbu karang Pulau Gosong.
Pulau Gosong merupakan salah satu pulau yang terletak di antara gugusan Pulau Biawak. Namun pulau ini sangat gersang, hanya nampak sejumlah pohon dan hamparan pasir putih. Konon, material Pulau Gosong digunakan untuk pengurukan tanah saat pembangunan kilang minyak Balongan, Indramayu beberapa tahun silam.
Selesai menikmati snorkling di Pulau Gosong, kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Biawak yang hanya membutuhkan waktu sekitar 40 menit dari Pulau Gosong. Perjalanan terasa nikmat saat anak buah kapal menyiapkan makanan untuk menemani perjalanan ke Pulau Biawak.
Pulau Biawak yang dahulu dikenal sebagai Pulau Rakit adalah salah satu pulau yang berada di wilayah pesisir Kabupaten Indramayu. Sepintas pulau itu nampak tak begitu penting, sekedar lokasi bagi para nelayan mencari ikan. Namun, di pulau tersebut terdapat sejumlah peninggalan sejarah semasa kolonial Belanda. Salah satunya sebuah mercusuar setinggi hampir 25 meter yang masih kokoh berdiri.
Bila diamati lebih dekat, pulau ini ternyata tempat tinggal nyaman bagi reptil Biawak. Populasi reptil purba ini sangat banyak. Mereka bebas berkeliaran, itulah mengapa pulau ini lebih dikenal dengan nama Pulau Biawak. Tak hanya itu, pantai itupun menjadi habitat burung Bangau serta puluhan jenis ikan yang nampak hilir mudik di antara terumbu karang di sekitar dermaga pulau.
Namun sayang, keindahan tersebut harus ditempuh dengan waktu perjalanan yang cukup lama. Padahal jarak dari pelabuhan Karangsong ke Pulau Biawak hanya sekitar 40 km dan hanya ditempuh menggunakan perahu nelayan. Jika ditempuh dengan kapal cepat, mungkin hanya membutuhkan waktu sekitar 120 menit.
Pulau yang hanya dihuni oleh dua penjaga itu menjadi masalah, sejumlah fasilitas di Pulau Biawak terbengkalai karena minimnya wisatawan yang datang. Banyak bangunan penginapan rusak parah yang sempat dibangun oleh pemda setempat. Sehingga wisatawan yang melancong ke pulau tersebut terpaksa tinggal di dermaga atau menumpang rumah penjaga pulau. BNP/Gilang Pratama