"Isinya kacang, kurma, kismis, dan air zamzam. Biasanya mereka ingin ada tambahannya juga seperti tasbih atau pacar Arab. Itu biaya tambahannya paling Rp1.000. Isinya juga bisa by request," jelasnya.
Barang-barang ini Risma peroleh impor dari Arab Saudi, Pakistan, dan Jakarta.
"Barang di sini tidak beda jauh dengan yang ada di Saudi. Makanya kami juga sering ingatkan ke pembeli. Kalau mau beli-beli di sana, cari saja yang tidak ada di sini," ucap Risma.
Sementara itu, menurut pemilik toko PD Nizam Makmur,Pawindra Saputra, juga mengalami hal yang sama dengan Risma. Selama lima tahun berjualan, kerugian akibat pandemi Covid-19 dirasa sangat berat baginya.
"Saat awal pandemi, omzet turun sampai 70 persen. Mulai musim haji ini kita naik 60 persen," kata Pawindra.
Meski sudah mulai memasuki musim haji, tapi peserta haji masih belum yakin jika mereka akan berangkat. Hal ini pun berpengaruh dengan penjualan dagangannya.
Baca Juga: Jokowi Optimis Harga Minyak Goreng Dua Pekan Kedepan Rp14.000 Perliter
"Pas pandemi dua tahun ini, kita fokus ke jualan sajadah. Sajadah masih laris karena ada yang meninggal. Tahlilan biasanya pada kasih sajadah," katanya.
Saat penjualan sepi di masa pandemi Covid-19, makanan-makanan yang masih layak, biasanya dibagikan ke masjid.
Artikel Terkait
Kuota Haji Indonesia Tahun 2022 Berjumlah 100.051 Jemaah, 92.825 Haji Reguler dan 7.226 Haji Khusus
Kemenag Jelaskan Mekanisme Penetapan Kuota Haji Indonesia 2022, Hilman: Tak Ada Ruang Negosiasi
Dana Haji Dipakai IKN, Begini Penjelasan Kemenag RI
Berangkat Haji Tahun Inikah Anda? Kemenag RI Segera Mengumumkan di Link Ini!
Ini Link untuk Cek Daftar Nama Calon Jemaah Haji Reguler yang Berhak Berangkat Tahun Ini