• Kamis, 28 September 2023

Legislator Minta BP Batam Terbuka Jelaskan Konflik Pulau Rempang

- Sabtu, 16 September 2023 | 21:37 WIB
Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melaporkan, Posko Tim Satuan Tugas (Satgas) Pendataan Relokasi Pulau Rempang didatangi ratusan warga pada Kamis, 14 September 2023 (bpbatam.go.id)
Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melaporkan, Posko Tim Satuan Tugas (Satgas) Pendataan Relokasi Pulau Rempang didatangi ratusan warga pada Kamis, 14 September 2023 (bpbatam.go.id)

BANDUNGNEWSPHOTO - Anggota Komisi VI DPR RI, Subardi mendesak Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menjelaskan secara terbuka konflik yang terjadi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau.

Permintaan Subardi terhadap BP Batam itu karena ia berpandangan, permasalahan yang terjadi di Pulau Rempang terkait dengan kepentingan-kepentingan besar sehingga menghebohkan.

Menurutnya, kalau cuma kepentingan kecil, tidak mungkin keributan besar terjadi di Pulau Rempang.

Baca Juga: 5 Berita Terheboh 15 September 2023, Dari Penolakan Warga Tubagus Ismail Hingga Pendaftaran POR UNI

“Saya minta Pak (Muhammad) Rudi Kepala BP Batam terbuka saja. Ini harus diatasi, tidak hanya dibiarkan dan dibiarkan menjadi liar,” ujar Subardi dalam keterangan tertulis di laman dpr.go.id, Sabtu, 16 September 2023.

Subardi mengungkapkan, Rempang Eco City yang digarap di bawah pengawasan BP Batam punya dua kepentingan, yaitu kepentingan nasional untuk mengundang investasi, dan kepentingan Rakyat Rempang.

“Apakah pergerakan atau demo rakyat itu memang murni atau terzalimi kasarnya, hak-hak mereka belum terpenuhi? Apakah memang ada yang menyulut? Apakah itu lokal, regional, apa kepentingan-kepentingan lain? Bisa kepentingan politik, bisnis, atau persaingan investasi,” tambahnya.

Baca Juga: Info Kuliner di Bandung, Golden Bay Live Seafood Restaurant Cicip Menu Seafood hingga Hidangan ala Singapura

Rempang Eco City merupakan proyek yang digarap perusahaan PT Makmur Elok Graha (MEG) yang berinduk kepada Artha Graha Network (AG Network).

PT MEG sendiri merupakan perusahaan yang mendapatkan hak pengelolaan 17 ribu hektare lebih lahan di kawasan Rempang sejak 2004 sampai sekarang.

Sekitar dua ribu hektare lahan itu dijadikan tempat pembangunan Rempang Eco City, lokasi pabrik produsen kaca China, Xinyi Glass Holdings Ltd.

Perusahaan itu pun sudah berkomitmen untuk membangun pabrik pengolahan pasir kuarsa senilai 11,5 miliar Dollar AS di kawasan tersebut dan menjadikannya sebagai pabrik kaca kedua terbesar dunia setelah di Cina.

Editor: Bobby Satria

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X