BANDUNGNEWSPHOTO - Setelah gempa bumi bermagnitudo 6.1 mengguncang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, Jumat, 25 Februari, beredar video lumpur bergerak yang disebut-sebut sebagai likuifaksi seperti yang terjadi di Palu pada tahun 2018 silam.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, Ph.D. memastikan jika pergerakan lumpur itu bukan likuifaksi.
Dikutip dari laman resmi BNPB, berdasarkan kaji cepat dan pemetaan melalui udara oleh tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Limapuluh Kota, didapatkan dokumentasi visual dari pesawat nirawak atau drone yang secara jelas memperlihatkan ada titik-titik longsoran di hulu Talamau yang kemudian masuk ke sungai dan terbawa aliran sungai ke hilir dan menghantam beberapa rumah penduduk.
Baca Juga: Wajib Tahu, Mulai Tahun Ini Tanggal 1 Maret Diperingati sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara
Dari temuan fakta hasil kaji cepat dan pemetaan tersebut, fenomena yang terjadi di Pasaman dipastikan bukanlah likuifaksi, tetapi banjir lumpur akibat longsor yang terjadi di hulu.
Disebutkan, kejadian ini lebih mirip dengan banjir sedimen yang terjadi di Sigi akibat luapan bah bercampur pasir dari Sungai Poi yang berasal dari longsoran akibat gempa 2018 Palu.
BNPB mengimbau kepada seluruh masyarakat agar berpartisipasi meredam kabar dan informasi yang belum diyakini kebenarannya.
Baca Juga: Sempat Viral, Polri Sebut Kasus Nurhayati Belum SP3
Sebelumnya, viral video berdurasi 29 detik yang memperlihatkan tanah bergerak turun secara cepat di kawasan Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman Barat.
Beberapa meyakini bahwa fenomena itu merupakan likuefaksi seperti di Palu. Mereka bertambah khawatir usah daerah diguncang 15 kali gempa susulan.***
Artikel Terkait
Gempa Bermagnitudo 4.9 Goyang Aceh Barat
Jelang Tengah Malam, Pangandaran Digoyang Gempa Bumi Bermagnitudo 5.3
Gempa Bumi Bermagnitudo 5.5 Goyang Bayah, Dirasakan di Sejumlah Wilayah Jawa Barat Selatan
Gunung Anak Krakatau Erupsi 9 Kali, Terakhir Berdekatan Waktunya dengan Gempa Bumi Magnitudo 5.5 di Bayah
Gempa 5.7 Goyang Ternate, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami